Selasa, 27 Februari 2018

Rumah ditengah Hutan

Hidup tak selamanya bahagia...
titik itu selalu ada,
sesuatu yang tak dapat diprediksi
kemudian perlahan menggerogoti

mereka bercerita tentang seorang yang menginginkan kehangatan
tentang kebahagiaan yang hanya memihak pada satu orang
tentang hati yang begitu egois untuk membaginya dengan yang lain
dan tentang mereka yang kemudian mengalah namun sangat merasa tersakiti

dan kemudian pikiran tentang sesuatu tak pernah berhenti mengalir
membayangkan hal diluar nalar
mencari sebab dan solusi terbaik dari sebuah keraguan
mengukur sejauh mana hati dapat mentoleransi.

"egoiskah jika ku genggam engaku dengan begitu erat??"
"salahkah jika ku bermimpi tentang rumah ditengah hutan ??"
dimana tak ada yang mendiami selain kamu dan aku.
hingga tak ada sebagai pengalih perhatian

namun dengan lirih dia mendengar alam berbisik
"Dia, tak pernah memimpikan itu"
" Dia tak ingin rumah ditengah hutan,
  yang ia inginkan adalah kebebasan menjelajahi dunia yang begitu luas,,

 dan kemudian dia berhenti pada suatu pertanyaan
salahkah jika kusiapkan tempat peristirahatan yang begitu kau  rindukan namun kadang kau lupakan???

Tidak ada komentar: